JMNpost.com | Aceh Timur, - Aktivis masyarakat, Razali yang akrab disapa Nyak Li Maop, mengecam sikap kontraktor pelaksana proyek rehabilitasi salah satu madrasah di Aceh Timur yang dinilai sombong dan tidak melibatkan putra daerah dalam pekerjaan di lapangan.
Menurutnya, setiap pelaksana proyek yang masuk ke suatu wilayah seharusnya menghormati masyarakat setempat, termasuk memberi kesempatan kerja kepada warga di sekitar lokasi proyek.
“Siapapun yang masuk ke suatu daerah untuk bekerja, sudah seharusnya memprioritaskan putra daerah. Jangan bawa semua orang dari luar, sementara masyarakat di sini hanya jadi penonton,” ujar Razali pada Kamis, 6/11/2025.
Ia juga menilai pihak kontraktor tidak memiliki etika sosial karena sejak awal pelaksanaan proyek tidak pernah melakukan koordinasi dengan komite sekolah maupun tokoh masyarakat setempat.
“Selain tidak melibatkan warga sekitar, mereka juga sombong. Dari awal tidak pernah datang menemui komite sekolah atau perangkat gampong untuk sekadar memperkenalkan diri,” tambahnya.
Sebelumnya, perangkat desa setempat juga menegur pihak pelaksana karena hingga kini belum memasang papan informasi kegiatan, meski sudah diingatkan sejak awal pekerjaan dimulai.
Saat dikonfirmasi, Fakrul Hadi selaku pihak pelaksana menjelaskan bahwa papan informasi tidak dipasang karena total anggaran proyek belum diketahui secara pasti.
“Bukan tidak kita pasang bang, tapi anggaran rehabilitasi gedung sekolah yang kami kerjakan itu untuk sekolah di lima kabupaten kota, maka tidak bisa kita pasang di satu tempat,” kata Fakrul melalui sambungan telepon pada Kamis, 6/11/2025 yang dikutip dari media JMN.
Warga berharap pihak Kementerian Agama Aceh selaku pemilik satuan kerja menurunkan tim untuk meninjau ulang pelaksanaan proyek, terutama menyangkut aspek keterbukaan informasi dan penerapan standar keselamatan kerja di lapangan.

Post a Comment