JMNpost.com | Aceh Timur – Kehilangan orang tua adalah duka yang tak mengenal status sosial maupun jabatan. Itulah yang terasa saat rumah pribadi Iskandar Usman Al-Farlaky, Bupati Aceh Timur, di Gampong Blang Bitra, Kecamatan Peureulak, menjadi tempat pertemuan sejumlah tokoh dan kalangan masyarakat, Sabtu (26/7/2025).
Suasana duka menyelimuti kediaman Iskandar sejak wafatnya sang ibunda tercinta, Ramlah binti Basyah, beberapa hari sebelumnya. Namun dari peristiwa kehilangan itu, muncul pula jalinan empati dan silaturahmi yang kuat.
Sejumlah wartawan yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Duta Pena Indonesia (PWDPI) Aceh Timur datang berkunjung untuk menyampaikan rasa belasungkawa dan dukungan moril kepada Iskandar dan keluarganya.
Tak ada protokoler. Tak ada sekat jabatan. Yang hadir adalah sesama manusia yang saling memahami arti kehilangan.
“Kami datang bukan sekadar sebagai organisasi profesi, tapi sebagai sesama anak manusia. Saat seorang anak kehilangan ibunya, itu menjadi luka yang sangat pribadi dan dalam. Kami ingin menyampaikan bahwa beliau tidak sendiri,” ujar Tgk. Tarmizi, Ketua PWDPI Aceh Timur.
Almarhumah Ramlah dikenal oleh warga sekitar sebagai sosok yang bersahaja, hangat, dan penuh welas asih. Warga Gampong Blang Bitra mengenangnya sebagai pribadi yang rendah hati dan dekat dengan siapa pun yang datang ke rumahnya.
Momen takziah ini tak hanya menjadi sarana menyampaikan doa dan empati, tetapi juga menguatkan kembali hubungan sosial antara insan pers dan pemerintah daerah. Dalam suasana duka, komunikasi terasa lebih jujur dan tulus.
Di tengah perbedaan peran dan fungsi masing-masing, duka menjadi bahasa universal yang menyatukan. Dan hari itu, rumah pribadi seorang anak yang sedang berduka, menjadi titik temu bagi mereka yang ingin hadir, bukan karena jabatan, tapi karena kemanusiaan.
Post a Comment