JMNpost.com | Aceh Timur, - Wakil Ketua DPRK Aceh Timur, Junaidi, SE, bersama sahabatnya Muhammad, SE—yang akrab disapa Amad Leumbeng—berinisiatif membangun kembali rumah keluarga Zulkifli (53), warga Gampong Tualang Pateng, Kecamatan Peureulak Timur, Kabupaten Aceh Timur, yang dua bulan terakhir tinggal di tenda darurat setelah rumahnya hangus dilalap api.
Langkah ini dilakukan setelah video kondisi memilukan keluarga tersebut viral di media sosial. Dalam video itu terlihat Zulkifli bersama istrinya Nurhayati (48) dan lima anak mereka terpaksa tinggal di gubuk beratapkan seng bekas dan berdinding tenda oranye.
Hari ini, Sabtu (12/7/2025), Junaidi dan Amad Leumbeng datang langsung melihat kondisi keluarga tersebut. Mereka terenyuh melihat Zulkifli dan keluarganya harus bertahan hidup di tengah hujan dan angin dengan kondisi tempat tinggal yang sangat memprihatinkan.
“Ini sudah dua bulan mereka hidup seperti ini, tanpa ada satupun pejabat yang datang. Di mana hati pemerintah Aceh Timur? Apakah harus menunggu rakyat mati kedinginan dulu baru mereka sibuk datang dengan rombongan?” kata Amad Leumbeng dengan nada geram.
Amad menyebut, sebagai mantan Calon Wakil Bupati Aceh Timur, ia terpanggil untuk membantu sesama. Bersama Junaidi, mereka sepakat membangun kembali rumah keluarga tersebut dengan dana pribadi.
“Pemerintah itu digaji rakyat untuk melayani rakyat, bukan tidur di kantor ber-AC. Kalau rakyat kecil seperti ini saja tidak diurus, lalu untuk apa ada pemimpin?” tegasnya.
Junaidi menambahkan, pihaknya tidak ingin banyak berjanji, tetapi langsung bertindak. “Kami sudah sepakat membantu dengan dana pribadi. Hari ini juga kita instruksikan agar bahan bangunan segera dipersiapkan,” ucap Junaidi.
Zulkifli tak kuasa menahan air mata saat menyambut bantuan tersebut. “Terima kasih banyak, Pak Junaidi, Pak Amad. Saya tak tahu harus bicara apa lagi… semoga Allah membalas semua kebaikan ini,” katanya dengan suara terbata-bata.
Kondisi keluarga Zulkifli menjadi sorotan publik setelah video viral memperlihatkan lima anaknya tidur di atas tikar usang di lantai tanah. Mereka harus memindahkan posisi tidur setiap kali hujan karena air menetes dari atap seng bekas yang sudah berlubang.
Post a Comment