Seleksi Futsal PraPORA Aceh Timur Dimulai, Lebih dari 50 Pemuda Bersaing Rebut Kursi Tim Inti


JMNpost.com | Aceh Timur – Panitia Seleksi Futsal PraPORA Aceh Timur memulai proses seleksi berkas pada 22 Mei 2025 di MAX Kupi, Idi Rayeuk, sebuah kedai kopi yang belakangan makin sering dijadikan arena awal berbagai kegiatan formal, seakan kantor pemerintah kehilangan fungsi utamanya.

Hingga hari pertama seleksi, lebih dari 50 peserta tercatat mendaftar. Sebuah angka yang menunjukkan animo tinggi, meski tetap menjadi pertanyaan: sejauh mana seleksi ini mampu benar-benar menjaring talenta terbaik, bukan hanya yang “berdekatan” dengan panitia atau punya kedekatan lain yang kerap jadi rahasia umum dalam dunia olahraga daerah.

Ketua Panitia Seleksi, Aldo, menyebut bahwa seleksi ini adalah langkah awal untuk membentuk tim futsal yang solid dan kompetitif mewakili Aceh Timur di ajang PraPORA. "Kami berharap melalui seleksi ini, akan terpilih atlet-atlet terbaik yang mampu mewakili Aceh Timur dan membawa prestasi membanggakan," ujarnya, mengulang narasi klise yang saban tahun dilontarkan tanpa banyak evaluasi hasil.

Pendaftaran dilakukan di MAX Kupi, tepat di samping Bank Aceh Cabang Idi, pada 22-23 Mei 2025. Persyaratan yang diminta meliputi ijazah, akta kelahiran, kartu keluarga, KTP atau KIA berdomisili Aceh Timur, dan tahun kelahiran yang dibatasi pada 1 Januari 2007. Persyaratan ini jelas mengunci kesempatan banyak talenta lokal yang mungkin lahir beberapa bulan lebih awal namun punya skill lebih tajam dari para pesaingnya.

Seleksi lapangan akan digelar di Lapangan Gedung Olahraga Idi Sport Center (ISC) pada 24-25 Mei 2025. Satu hal yang juga perlu diawasi adalah transparansi dan integritas proses seleksi di lapangan nanti. Berkaca dari pengalaman masa lalu, seleksi semacam ini seringkali hanya menjadi formalitas, sementara nama-nama yang akan lolos sebenarnya sudah “diatur” dari awal.

Bagi calon peserta atau warga yang ingin tahu lebih banyak, panitia menyediakan kontak yang bisa dihubungi. Namun, masyarakat patut berharap lebih dari sekadar pelaksanaan seleksi. Yang dibutuhkan adalah sistem yang transparan, adil, dan profesional—bukan hanya sekadar rutinitas menjelang turnamen.

Post a Comment

Previous Post Next Post