Lawan Retorika dengan Aksi: Gampong Jawa Bentuk Koperasi Merah Putih


JMNpost.com | Aceh Timur, – Pemerintah Gampong Jawa, Kecamatan Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur, resmi membentuk Koperasi Merah Putih (KMP) sebagai tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025 tentang “Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) melalui Koperasi Desa.” Pembentukan ini diputuskan dalam Musyawarah Desa Khusus (Musdesus) yang digelar Kamis (22/5/2025) di aula kantor desa setempat.

Musdesus dihadiri oleh perangkat desa, Muspika Idi Rayeuk, tokoh masyarakat, pelaku UKM, serta pendamping desa. Hadir pula pemateri dari Dinas Kecamatan, Muksin, yang memberikan penjelasan teknis mengenai pembentukan dan peran koperasi dalam ekonomi desa.

Hasil musyawarah menetapkan struktur kepengurusan KMP sebagai berikut:

  • Ketua: Dedi Sahputra, SH
  • Wakil Ketua Bidang Keanggotaan: Iwan Saputra, SH
  • Wakil Ketua Bidang Usaha: Usman Efendi
  • Sekretaris: Safwan Mulya Fakri, ST
  • Bendahara: Noval Saputra

Sementara itu, Geuchik Gampong Jawa, Muhammad Nasir alias Pak Leh, ditunjuk sebagai Ketua Pengawas bersama dua anggota, Suriadi dan Yelviandi.

Dalam sambutannya, Muhammad Nasir menyatakan bahwa pendirian koperasi ini merupakan wujud nyata pelaksanaan visi Presiden Prabowo Subianto yang ingin menjadikan koperasi sebagai tulang punggung ekonomi rakyat.

"Koperasi bukan sekadar wadah simpan-pinjam, tetapi harus menjadi sarana kolektif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama pelaku usaha mikro," tegasnya.

Pak Leh juga menekankan bahwa keberadaan KMP adalah bukti bahwa program nasional bisa dan harus diterjemahkan hingga ke tingkat paling bawah, yakni desa. Ia menambahkan bahwa seluruh elemen masyarakat akan dilibatkan dalam operasional koperasi agar manfaatnya merata.

"Pembentukan KMP juga menunjukkan semangat kolaborasi antara pemerintah pusat dan masyarakat dalam membangun ekonomi kerakyatan," tambahnya.

Langkah ini dinilai sebagai salah satu bentuk konkret implementasi program pemerintah yang selama ini kerap hanya tinggal di atas kertas. Gampong Jawa, dengan segala keterbatasannya, justru mengambil langkah lebih dulu sebelum retorika Jakarta berubah menjadi kenyataan.

Post a Comment

Previous Post Next Post