JMNpost.com | ACEH TIMUR, – Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PC IPNU) Kabupaten Aceh Timur secara resmi menyatakan sikap menolak wacana dijadikannya permainan domino sebagai salah satu cabang olahraga (cabor) resmi yang dipertandingkan. Organisasi pelajar di bawah naungan NU ini menilai bahwa permainan tersebut lebih dekat dengan unsur spekulasi dan mudarat (keburukan) daripada manfaat pembinaan fisik dan mental yang menjadi esensi dari olahraga.
Pernyataan tegas ini disampaikan langsung oleh Ketua PC IPNU Aceh Timur, Tamzil Aulia, di Idi, Senin (29/9/2025). Menurutnya, memasukkan domino ke dalam kategori olahraga akan mereduksi makna sportivitas dan berpotensi menormalisasi kegiatan yang sering kali bersinggungan dengan praktik perjudian di tengah masyarakat.
"Olahraga seharusnya tentang pembinaan jasmani, strategi yang menyehatkan, dan prestasi fisik. Kami melihat domino tidak memenuhi kriteria fundamental tersebut," ujar Tamzil. "Permainan ini sangat kental dengan unsur spekulasi dan untung-untungan, yang mana ini sangat dekat sekali dengan pintu judi. Kami khawatir, jika ini diresmikan, akan ada pergeseran nilai di kalangan generasi muda yang menganggap kegiatan ini wajar dan bahkan membanggakan."
Senada dengan itu, Wakil Sekretaris PC IPNU Aceh Timur, Tgk Andri Saputra menam bahkan bahwa dari sudut pandang pendidikan, menjadikan domino sebagai cabor adalah sebuah langkah mundur. Menurutnya, masih banyak cabang olahraga lain yang jelas-jelas positif dan membutuhkan perhatian lebih serius untuk pembinaan atlet muda di Aceh Timur.
"Sebagai organisasi pelajar, fokus kami adalah pada pendidikan karakter. Mengajarkan sportivitas melalui cabor seperti atletik, pencak silat, atau sepak bola itu jelas. Tapi apa nilai edukasi positif yang bisa kita ambil dari domino?" tanya Andri. "Anggaran dan perhatian yang akan dialokasikan untuk cabor ini sebaiknya dialihkan untuk membina atlet-atlet muda di cabor lain yang sudah terbukti mampu mengharumkan nama daerah di tingkat nasional maupun internasional."
PC IPNU Aceh Timur mendesak Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan pihak terkait untuk meninjau kembali keputusan tersebut. Mereka berharap pemerintah dan lembaga olahraga lebih memprioritaskan pengembangan cabor yang secara nyata berdampak pada kesehatan fisik, mental, dan pembentukan akhlak generasi penerus.

Post a Comment