JMNpost.com | Aceh Timur, – Sejumlah pegawai Puskesmas Madat menyuarakan kekecewaan mereka terhadap fasilitas kerja yang minim, yang dinilai menghambat pelayanan kesehatan masyarakat. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan terkait penggunaan dana kapitasi yang diklaim mencapai miliaran rupiah setiap tahun.
Akses internet yang terbatas menjadi salah satu persoalan utama. Wi-Fi di puskesmas hanya bisa dipakai oleh sekitar lima pegawai, padahal jumlah staf puluhan orang. Padahal semua laporan harian, bulanan, hingga klaim BPJS wajib diinput secara online.
“Kami kesulitan bekerja karena sarana dasar saja tidak memadai. Kertas dan alat tulis sering habis, Wi-Fi tidak mencukupi. Bagaimana bisa kerja cepat?” ungkap seorang pegawai yang meminta namanya dirahasiakan.
Tidak adanya aula atau ruang rapat yang layak juga membuat kegiatan internal terganggu. Rapat terpaksa digelar di ruang tunggu atau ruang tamu, sehingga mengganggu pasien yang sedang berobat.
“Padahal anggaran kapitasi puskesmas lebih dari satu miliar setiap tahun,” tambah sumber tersebut.
Masalah pengelolaan keuangan juga menjadi sorotan. Bendahara puskesmas disebut merangkap mengelola dana JKN dan Biaya Operasional Kesehatan (BOK) selama bertahun-tahun, meski aturan melarang rangkap jabatan. Hal ini memicu dugaan ketidaktransparanan dalam pengelolaan anggaran.
Ketika JMNpost.com mencoba meminta konfirmasi langsung ke Kepala Puskesmas Madat terkait masalah ini, upaya tersebut tidak membuahkan jawaban. Kepala puskesmas memilih bungkam, sehingga publik dan pegawai tidak memperoleh penjelasan resmi mengenai dugaan salah kelola dan minimnya fasilitas kerja.
Minimnya fasilitas dan dugaan salah kelola dana kapitasi membuat pegawai dan masyarakat menuntut evaluasi dari Dinas Kesehatan Aceh Timur. Mereka berharap pelayanan kesehatan di Puskesmas Madat tidak terus dikorbankan karena masalah internal yang seharusnya bisa diselesaikan dengan transparansi dan pengelolaan anggaran yang baik.
Post a Comment