Foto selebaran yang dirilis oleh saluran Telegram resmi Korps Garda Revolusi (IRGC) Iran, Sepah News, pada tanggal 13 Juni 2025 menunjukkan asap mengepul dari sebuah lokasi yang dilaporkan menjadi sasaran serangan Israel di ibu kota Iran, Teheran. (AFP/-)
JMNpost.com | Jakarta, Israel dan Iran kembali saling serang pada hari Selasa (17/6/2025). Ini merupakan hari kelima serangan dalam konfrontasi paling intens dalam sejarah kedua negara, yang memicu kekhawatiran akan konflik berkepanjangan yang dapat melanda Timur Tengah.
Berikut perkembangan terbaru dilansir CNBC Indonesia dari AFP:
Korban Terus Bertambah
Korban terus bertambah di kedua negara. Kementerian Kesehatan Iran mengatakan sedikitnya 224 orang tewas dan lebih dari 1.200 orang terluka sementara Israel menyebut sedikitnya 24 orang dan melukai 592 lainnya.
Dalam update Senin malam, Israel menyerang gedung TV pemerintah Iran yang memaksa seorang presenter melarikan diri di tengah siaran.
Israel mengatakan telah membunuh banyak komandan militer dan ilmuwan atom di Iran, dengan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu mengatakan Senin malam bahwa Israel menyingkirkan pemimpin keamanan Iran "satu demi satu".
Netanyahu Ingin Bunuh Ayatollah Khamenei
Sementara itu, Netanyahu mengatakan Israel "mengubah wajah Timur Tengah" dengan kampanye militernya melawan Iran. Bahkan negeri itu berjanji bakal melakukan "perubahan radikal" di negara itu.
Israel mengatakan "mengejar tiga tujuan utama. Yakni penghapusan program nuklir, penghapusan kemampuan produksi rudal balistik, dan penghapusan "poros terorisme", merujuk pada kelompok militan yang didukung Iran di Timur Tengah.
"Kami akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk mencapai tujuan ini, dan kami berkoordinasi dengan baik dengan Amerika Serikat," katanya seraya mengatakan pihaknya tidak mengesampingkan kemungkinan membunuh pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Evakuasi Besar-besaran
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendesak penduduk ibu kota Iran untuk pergi. Ini ditegaskannya dalam sebuah postingan di media sosial.
"Semua orang harus segera mengungsi dari Teheran!" tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
China juga meminta warganya untuk meninggalkan Israel "secepat mungkin". Kedutaan Besar China menyebut eskalasi kedua negara menjadi penyebab.
Sebelumnya Israel mengeluarkan perintah evakuasi untuk Distrik 3 utara Teheran, tempat penyiaran negara IRIB, yang kemudian terkena serangan Israel. IRIB kemudian melanjutkan siaran langsungnya setelah serangan itu.
Juru bicara kementerian luar negeri Iran Esmaeil Baqaei menyebut serangan itu sebagai "kejahatan perang", dan menuntut Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan. Iran kemudian mengeluarkan peringatan evakuasi untuk saluran berita Israel sebagai tanggapan.
Israel Klaim Hancurkan Rudal Iran
Militer Israel mengatakan bahwa setelah gelombang serangan, pasukannya telah menghancurkan sepertiga peluncur rudal permukaan-ke-permukaan Iran. Menurut juru bicara militer Effie Defrin, pihaknya telag mencapai superioritas udara penuh atas Teheran.
Reza Sayyad, juru bicara angkatan bersenjata Iran, mengatakan target mereka di Israel termasuk situs keamanan yang "sensitif dan penting" serta "kediaman komandan militer dan ilmuwan". Di antara lokasi yang diserang di Israel adalah kilang minyak besar di kota pesisir Haifa, kata seorang pejabat Israel setelah perintah penyensoran militer dicabut.
Perlu diketahui kawasan permukiman di kedua negara juga mengalami serangan mematikan. Situasi makin tegang antara kedua negara menimbulkan kekhawatiran akan perang dunia ke-3.
Diplomasi China-Turki
Konflik meningkat dengan cepat meskipun ada seruan dari para pemimpin dunia untuk menghentikan serangan.
China mendesak Iran dan Israel untuk "segera" mengambil langkah-langkah guna mengurangi ketegangan dan "mencegah kawasan itu jatuh ke dalam kekacauan yang lebih besar".
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberi tahu mitranya dari Iran melalui panggilan telepon pada hari Senin bahwa Ankara siap memainkan "peran fasilitator" untuk mengakhiri konflik. Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan ia yakin "ada konsensus untuk de-eskalasi" di antara para pemimpin Kelompok Tujuh (G7), yang bertemu di Kanada.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan kedua belah pihak untuk "mengakhiri" serangan terhadap warga sipil dan memperingatkan bahwa upaya untuk menggulingkan negara ulama Teheran akan menjadi "kesalahan strategis". Trump mengatakan kepada wartawan di KTT G7 bahwa "Iran tidak memenangkan perang ini, dan mereka harus berbicara... sebelum terlambat".
Lokasi Nuklir
Netanyahu mengatakan serangan Israel bertujuan untuk menggagalkan ancaman "eksistensial" yang ditimbulkan oleh program nuklir dan rudal Iran. Kampanye pengeboman yang ganas terjadi setelah peringatan dari pengawas nuklir PBB atas aktivitas atom Iran.
Rafael Grossi, kepala Badan Tenaga Atom Internasional PBB, mengatakan pada hari Senin bahwa "tidak ada indikasi serangan fisik" pada bagian bawah tanah fasilitas pengayaan uranium Natanz milik Iran, dan bahwa tingkat radiasi di luar pabrik tersebut "pada tingkat normal". IAEA sebelumnya mengatakan bahwa komponen utama di atas tanah dari situs nuklir Natanz milik Iran telah hancur.(CNBC)
(sef/sef)
Post a Comment