JMNpost.com | Pidie, - Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Kita Indonesia Prabu (KIPRA) Kabupaten Pidie, Alamsyah, secara terbuka mendesak Ketua Umum DPP KIPRA, Ir. Evie Maysarah Kolulun, untuk mencopot Prof. Adjunct Dr. Marniati, S.E., M.Kes. dari jabatan Ketua KIPRA Provinsi Aceh. Menurutnya, organisasi KIPRA di Aceh mati suri sejak berada di bawah kepemimpinan Marniati.
Alamsyah menilai tidak ada satupun program yang berjalan sejak pelantikan Marniati pada 7 Mei 2024. Ia mengaku kecewa berat, sebab dirinya dan rekan-rekan bergabung ke KIPRA dengan semangat kerja nyata, namun yang diterima justru kekecewaan berlapis.
"Kami merasa di-PHP oleh Ketua KIPRA Aceh. Sejak awal kami bergabung dengan harapan besar untuk menjalankan program-program sosial kemasyarakatan. Tapi nyatanya, satu kegiatan pun tidak ada. Salah satu program yang paling kami nantikan, Program Makan Bergizi Gratis (MBG), bahkan belum memiliki arah atau petunjuk teknis sama sekali," ujar Alamsyah, Jumat (20/6/2025).
Lebih lanjut, Alamsyah mengaku malu kepada kader dan masyarakat di Pidie karena janji-janji program yang sudah disosialisasikan tak kunjung terlaksana. Ia menyebut semangat kader daerah mulai luntur karena merasa ditelantarkan oleh pengurus provinsi.
"Saya malu sama rekan-rekan. Mereka tanya, mana program kerja, mana gerakan sosial yang dijanjikan? Saya tidak bisa jawab. Karena dari provinsi sendiri tidak ada kabar, tidak ada koordinasi, tidak ada gerakan. Ini organisasi atau pajangan?" cetusnya.
Tak hanya soal kinerja, Alamsyah juga menuding bahwa Ketua KIPRA Aceh saat ini cenderung menggunakan organisasi untuk kepentingan politik pribadi, khususnya dalam rangka membesarkan Partai Perjuangan Aceh (PPA) yang dipimpin oleh Marniati.
"Kami tidak menolak kalau kader KIPRA aktif di politik. Tapi jangan jadikan organisasi ini kendaraan pribadi. KIPRA dibentuk untuk pengabdian sosial, bukan alat kepentingan PPA," tegas Alamsyah.
Karena itu, pihaknya telah menyusun dan segera mengirimkan surat resmi kepada DPP KIPRA agar segera mengevaluasi dan mencopot Marniati dari posisi Ketua KIPRA Aceh.
"Kalau tidak segera dibenahi, saya yakin banyak DPC akan mengambil sikap. Ini bukan semata soal jabatan, ini soal harga diri organisasi dan kepercayaan kader di bawah," tutupnya.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan resmi dari Prof. Marniati terkait desakan pencopotan yang dilayangkan oleh Ketua DPC KIPRA Pidie tersebut.
JMN tetap membuka ruang klarifikasi dan akan memuat setiap jawaban resmi sebagai bagian dari prinsip keberimbangan dan tanggung jawab jurnalistik.
Post a Comment