Organisasi amal mendistribusikan makanan hangat kepada warga Palestina di daerah Al-Mawasi, Khan Yunis, Gaza pada 12 Mei. Abed Rahim Khatib/Anadolu/Getty Images |
JMNpost.com | Sebuah laporan terbaru yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan bahwa satu dari lima orang di Jalur Gaza kini menghadapi kelaparan, menyusul hampir tiga bulan blokade ketat Israel terhadap wilayah tersebut. Blokade ini telah menghentikan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan, mulai dari makanan, obat-obatan, hingga air bersih.
Laporan dari Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC) mencatat bahwa wilayah Gaza tengah menghadapi "risiko tinggi" kelaparan. Situasi ini terjadi setelah Israel meluncurkan serangan baru pada Maret lalu, yang mengakibatkan penduduk Gaza semakin sulit mengakses kebutuhan dasar.
Harga Pangan Meroket, Bantuan Terhambat Sejak blokade diberlakukan pada 2 Maret, harga pangan di Gaza melonjak drastis. Harga tepung, misalnya, meningkat hingga 3.000%. Bahkan Program Pangan Dunia PBB (WFP) terpaksa menutup 25 toko roti yang mereka kelola karena kekurangan pasokan.
"Barang-barang yang sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup manusia telah habis atau diperkirakan akan habis dalam beberapa minggu mendatang," sebut laporan IPC.
Menurut IPC, sekitar 22% dari populasi Gaza—atau hampir 469.500 orang—diprediksi akan mengalami "kerawanan pangan yang menghancurkan" antara Mei hingga September 2025.
Anak-Anak dan Ibu Hamil Paling Rentan Anak-anak dan ibu hamil adalah kelompok yang paling rentan. Diperkirakan akan ada 71.000 kasus malnutrisi akut di kalangan anak-anak di bawah usia lima tahun, serta hampir 17.000 ibu hamil dan menyusui yang membutuhkan perawatan akibat kekurangan gizi.
Di tengah krisis ini, warga Gaza terpaksa mengais makanan dari tempat sampah, mengonsumsi rumput, hingga meminum air yang tidak layak. Bahkan, sebagian warga menyalahkan Hamas karena dianggap merampas bantuan yang seharusnya untuk rakyat sipil.
PBB Serukan Penghentian Permusuhan PBB menekankan bahwa satu-satunya cara untuk mencegah krisis kelaparan ini adalah dengan menghentikan permusuhan dan membuka akses bantuan kemanusiaan tanpa hambatan. Hingga kini, lebih dari 3.000 truk bantuan PBB masih tertahan di perbatasan, menunggu izin masuk dari Israel.
"Keluarga-keluarga di Gaza kelaparan sementara makanan yang mereka butuhkan tertahan di perbatasan," tegas Cindy McCain, Direktur Eksekutif WFP.
Israel sendiri mengklaim blokade ini diperlukan untuk menekan Hamas agar membebaskan sandera yang mereka tahan. Namun, organisasi internasional menyebut langkah ini melanggar hukum internasional, bahkan dianggap menggunakan kelaparan sebagai senjata perang.
Perkembangan krisis di Gaza ini akan terus dipantau oleh JMNpost.com. Kami akan terus memberikan laporan terbaru terkait kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut.
Editor: Ayah Didin
Post a Comment