PT Beurata Maju: Ketika Negara Dirampok dalam Sunyi, Lalu Tersangka Dikarbit untuk Tumbal


JMNpost.com
| Aceh Timur, - Di negeri yang katanya menjunjung transparansi, kadang kebenaran justru disembunyikan rapat-rapat. Skandal dugaan korupsi PT Beurata Maju adalah contohnya. Sebuah BUMD yang lahir dari harapan daerah, justru tumbuh jadi ladang bancakan para pejabat haus rente. Dan baru sekarang, setelah dua dekade tidur, Kejaksaan bangun, lalu menunjuk satu orang yang kemudian di panggil dimintai keterangan. 20/5/2025

PT Beurata Maju, perusahaan sawit milik Pemerintah Kabupaten Aceh Timur, diduga merugikan negara pada tahun 2022–2023. Tapi pertanyaannya sederhana: mengapa baru dua tahun terakhir yang disorot? Padahal sejak diambil alih pada 2002, tidak ada setoran Pendapatan Asli Daerah (PAD) sepeserpun. Artinya, negara sudah lama dirampok, tapi baru sekarang pencurinya dicari.

Ketua LBH Iskandar Muda, Nazar, bukan orang baru dalam urusan advokasi. Ia menantang Kejari Aceh Timur agar jangan main sandiwara.

“Jangan hanya tetapkan satu tersangka, lalu kita disuruh tepuk tangan. Ke mana uang itu mengalir? Siapa saja yang menikmati? Buka semuanya,”katanya tegas.

Ketua PPWI Aceh Timur, Zulkifli Aneuk Syuhada, malah bicara lebih tajam. Menurutnya, keanehan bukan pada besarnya kerugian, tapi pada lamanya pembiaran.

“Dari 2002 sampai 2022, tak ada setoran PAD. Kok bisa? Uang sawit itu ke mana saja?” tanyanya retoris.

Dan di sinilah publik mencium aroma tak sedap. Di warung kopi, di grup WhatsApp, dan di linimasa media sosial, percakapan berkembang. Ada yang menyebut: ini bukan penegakan hukum, tapi penegakan citra.

Mantan direktur periode 2022–2024 dijadikan “tumbal setoran” istilah baru bagi korban politik dan kompromi kekuasaan.

Beberapa bahkan meyakini ada “sutradara” yang bermain di balik layar. Sebab, mustahil satu orang bisa menilep uang negara selama dua dekade tanpa restu dan jaringan.

Darwin Eng, sosok yang disebut dalam penyidikan, kini ia buka suara.

“Ada yang minta saya diam. Tapi saya mantan aktivis. Kalau kasus ini lanjut ke pengadilan, saya akan buka semua,” ucap Darwin tanpa tedeng aling-aling.

Ia juga menyerukan agar masyarakat ikut mengawal proses hukum.

“Jangan biarkan kasus ini dibelokkan. Siapa pun yang salah, harus dihukum. Negara ini bukan panggung sulap. Hukum harus bekerja, bukan disetel sesuai selera politik.” tambahnya

Maka publik kini menunggu. Apakah Kejari Aceh Timur benar-benar serius menegakkan hukum, atau hanya sedang memainkan drama hukum dengan aktor tunggal di panggung sempit?

Sebab jika kebenaran terus dikaburkan, maka negeri ini akan terus jadi panggung dagelan. Di mana kejahatan dilindungi, dan kejujuran yang dibungkam.


Redaksi:

Post a Comment

Previous Post Next Post