Negara Absen, Rakyat yang Jadi Negara

JMN

Opini

Oleh: Mahdi

Negara itu bukan soal keberadaan kantor camat atau baliho ucapan selamat. Negara adalah rasa hadir. Dan ketika negara absen di Seuneubok Buya, Aceh Timur, yang muncul justru Muhammad Usman, mantan kombatan, yang kini lebih fungsional daripada pejabat yang sibuk pencitraan.

Usman tak punya jabatan. Tak pernah muncul di televisi dengan rompi sidak. Tapi ia hadir dengan satu hal yang sering hilang dari para pemegang kuasa: niat tulus membantu rakyat. Ketika infrastruktur dibiarkan rusak bertahun-tahun, Usman memilih jalan paling waras: membangun jembatan dengan dana pribadinya. Tanpa seremoni, tanpa foto-foto berlebihan. Ia hanya bekerja.

Lucunya, di negeri ini, yang punya kuasa justru sibuk memainkan narasi. Mereka muncul saat kamera datang, bicara soal kepedulian, soal “sudah saya perintahkan”, soal “kita akan evaluasi”. Tapi realitanya, warga masih harus menyeberang lumpur, menunggu janji yang menguap, dan akhirnya dibantu oleh seseorang yang justru tak lagi percaya pada janji.

Usman adalah kritik hidup bagi mereka yang terlalu sering bicara, tapi jarang bekerja. Jembatan buatannya tidak hanya menghubungkan dusun, tapi juga menampar diam-diam mereka yang merasa paling merakyat hanya karena rutin sidak.

Kalau sidak itu solusi, maka jembatan itu sudah selesai sejak lima tahun lalu.

Tapi mari kita adil. Kita tahu, membangun tidak mudah. Tapi apakah sulit juga untuk hadir? Apakah butuh anggaran milyaran hanya untuk sekadar menepati janji yang pernah dilontarkan di tengah kampanye? Apakah terlalu berat untuk mendengar jeritan warga yang sudah lelah berharap?

Baca Juga:  Negara Absen, Eks GAM Bangun Jembatan Pakai Uang Pribadi

Usman menjawab semua itu dengan tindakan. Ia tidak mengutuk gelap—ia menyalakan obor. Dan dari obor itulah, kita bisa melihat jelas: siapa yang benar-benar bekerja, siapa yang hanya bermain panggung.

Bukan kebetulan jika warga menyebut jembatan ini sebagai simbol perjuangan: dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. Bukan dari pejabat, oleh buzzer, untuk konten.

Jika ada pejabat yang nanti datang ke sana sambil tersenyum dan berkata “inilah bukti sinergi”, mohon jangan lupa bisikkan satu kalimat:
“Pak, ini bukan sinergi. Ini kegagalan sistem.”

Post a Comment

Previous Post Next Post