JMNpost.com | Aceh Timur, - Antrean panjang untuk mendapatkan BBM bersubsidi masih terus terjadi di sejumlah SPBU di Aceh Timur sejak banjir besar melanda wilayah tersebut pada akhir November 2025. Di tengah kepadatan itu, warga menilai Pemerintah Aceh Timur gagal melakukan pengawasan sehingga situasi semakin tidak terkendali.
Sejumlah warga menyebut, kelangkaan yang tampak sebenarnya bukan karena stok Pertalite benar-benar habis, tetapi karena antrean mengular akibat banyaknya oknum yang mengisi berkali-kali.
“Sebenarnya BBM tidak selangka yang dipikirkan. Stok itu ada, tapi antreannya yang bikin seolah-olah habis. Di kios pun kosong, kalaupun ada dijual mahal. Pemerintah Aceh Timur gagal mengawasi ini,” ujar salah seorang warga Idi Rayeuk, 3/12/2025.
Warga lain menyampaikan bahwa tingginya permintaan dari oknum tertentu membuat masyarakat biasa sulit memperoleh BBM. Pengisian berulang pakai motor yang dimodifikasi disebut menjadi penyebab utama antrean panjang yang memakan waktu berjam-jam.
“Ada yang ngisi terus-terusan. Masyarakat yang cuma perlu untuk kerja malah tidak kebagian. Ini sangat merugikan kami,” kata warga lainnya.
Selain itu, praktik penjualan kembali BBM di tingkat pengecer membuat situasi semakin buruk. Ketika SPBU kehabisan stok, warga mendapati harga eceran melambung tinggi.
“Satu botol Aqua besar ada yang jual Rp30.000 sampai Rp50.000. Ini sudah tidak masuk akal,” ujar warga Kuta Binje
Masyarakat menilai kondisi ini tidak bisa dibiarkan. Mereka mendesak Polres Aceh Timur untuk mengawasi langsung setiap SPBU dan menindak tegas siapa pun yang melakukan pengisian berulang, memodifikasi tangki, atau menjual kembali BBM bersubsidi dengan harga tidak wajar.
“Kalau ditemukan tindakan tidak wajar, segera tangkap. Jangan biarkan masyarakat makin susah,” tegas seorang liannya.
Pihak SPBU juga diminta menetapkan pengawasan ketat di area pengisian dan memberikan prioritas kepada pengendara umum. Warga meminta SPBU menghentikan pengisian berulang pada kendaraan yang sama, serta meningkatkan pengamanan antrean agar tidak terjadi gesekan antarwarga.
Sementara itu, Pertamina Patra Niaga Aceh sebelumnya menyampaikan bahwa pasokan BBM di wilayah Aceh berada dalam kondisi aman. Mereka menyebut antrean yang terjadi lebih banyak disebabkan akses jalan yang terganggu, gangguan listrik, serta perilaku panic buying di beberapa lokasi. Pemerintah Aceh juga menegaskan bahwa distribusi tetap dijalankan melalui jalur alternatif apabila pasokan terganggu.
Namun demikian, warga menilai pernyataan tersebut belum menyelesaikan kondisi lapangan di Aceh Timur. Mereka berharap Pemerintah Aceh Timur lebih proaktif mengatasi persoalan pengawasan, memastikan alur distribusi berjalan tertib, dan menutup ruang bagi oknum yang mencari keuntungan di tengah masa pemulihan bencana.

Post a Comment