Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Melambat di Kuartal I-2025: Konsumsi Lesu, Ekspor Melemah

 


JMNpost.com | JAKARTA Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama tahun 2025 diprediksi mengalami perlambatan signifikan. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Reuters terhadap 22 ekonom, pertumbuhan ekonomi diperkirakan hanya mencapai 4,91% secara tahunan (year-on-year), sedikit melambat dibanding kuartal sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,02%.

Menurut para analis, perlambatan ini terutama disebabkan oleh beberapa faktor utama, yakni lemahnya konsumsi rumah tangga, penurunan ekspor, serta efisiensi belanja pemerintah di awal tahun.

"Konsumen, terutama dari kelas menengah, cenderung bersikap hati-hati dan menahan belanja. Ini berdampak langsung pada laju pertumbuhan ekonomi kita," kata David Sumual, Kepala Ekonom Bank Central Asia, dikutip dari laporan Reuters.


Konsumsi Rumah Tangga Tak Bergairah

Konsumsi rumah tangga, yang menjadi kontributor utama terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), diperkirakan tumbuh di bawah 4,9% YoY. Fenomena ini mencerminkan adanya kecenderungan masyarakat untuk melakukan pengeluaran secara defensif. Banyak rumah tangga memilih menyimpan dana sebagai cadangan, menangguhkan belanja non-prioritas, dan menunggu arah kebijakan ekonomi dari pemerintahan baru.

Ekspor Tersendat, Terutama ke China

Ekspor Indonesia turut melemah akibat penurunan permintaan global, khususnya dari Tiongkok. Pada bulan Maret 2025, pertumbuhan ekspor Indonesia tercatat hanya 3,16%, level terendah dalam sembilan bulan terakhir. Sektor komoditas yang selama ini menjadi andalan, seperti batu bara dan minyak sawit, juga mengalami tekanan harga.

Belanja Pemerintah Ditekan

Efisiensi anggaran yang diterapkan oleh pemerintahan baru berdampak pada kontraksi belanja negara. Belanja pemerintah pada kuartal I-2025 diperkirakan menyusut -2,88% YoY, sangat kontras dibanding lonjakan 20,44% pada kuartal yang sama tahun sebelumnya.

Kondisi ini menimbulkan tantangan tersendiri bagi upaya mendorong pertumbuhan ekonomi lewat sektor publik. Pemerintah disebut tengah mengatur ritme pengeluaran agar lebih efektif dan tepat sasaran menjelang realisasi anggaran tahun penuh.

Investasi dan Kebijakan Bank Indonesia

Sementara itu, investasi (PMTB) juga menunjukkan pelambatan. Diproyeksikan hanya tumbuh 1,7% YoY, jauh lebih rendah dibanding 4,9% pada kuartal IV-2024. Ketidakpastian global dan perlambatan di sektor manufaktur disebut menjadi salah satu penyebabnya.

Bank Indonesia sendiri telah menurunkan suku bunga acuan sebesar total 50 basis poin sejak awal tahun, termasuk pemotongan mendadak pada Januari. Namun, pelonggaran kebijakan moneter tersebut belum cukup mendorong konsumsi dan investasi secara signifikan.


Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan akan mengumumkan data resmi pertumbuhan ekonomi kuartal I-2025 pada Senin, 5 Mei 2025, pukul 11.00 WIB. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun ini berada di angka 5,2%, namun berbagai lembaga seperti Bank Dunia dan Asian Development Bank memproyeksikan angka yang lebih konservatif, antara 4,7% hingga 5,1%.



JMNpost.com
"Jernih Melihat Informasi Akurat"

Post a Comment

Previous Post Next Post